menu melayang

Sunday, May 20, 2018

Elemen Mahasiswa: Mari Menjaga Kebhinnekaan di Sumatera Utara


dassein - Peristiwa yang terjadi di Kota Tanjung Balai membuat keprihatinan dari berbagai elemen mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung (HMI, PMII, PMKRI, GMNI, dan GMKI).

Dengan menggusung tema “Sumut Tanah Beradat, Mari Menjaga Kebhinnekaan di Sumatera Utara”, kelompok Cipayung melakukan aksi damai di Bundaran SIB, Jalan Gatot Subroto, Medan, jumat (05/08/2016).

Kebhinekaan adalah isu yang sangat membuncah pada beberapa dekade. Sumatera Utara merupakan tanah beradat yakni tanah yang juga dimiliki oleh masyarakat adat. Negara dan masyarakat sama-sama memiliki hak atas tanah tersebut, sama halnya dengan agama, semua warga berhak memeluk kepercayaannya masing-masing, seperti yang tertulis dalam Pancasila dan amanat UUD 1945 pasal 29 ayat 2, ujar salah satu Mahasiswa dalam orasinya.

Lanjutnya, permasalahan muncul ketika di medsos terjadi provokasi, muncul berita adanya mesjid dilempari, imam diusir, ada juga yang mengatakan shalat magrib dihentikan. Postingan provokasi itu menyebar luas disertai pembakaran Vihara. Ini bukan konflik yang mengatasnamakan agama akan tetapi konflik SARA.

Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kota Medan, M. Ali Hanafiah Ba’amar, dalam orasinya menyampaikan, dengan kata-kata perdamaian, tidak akan menimbulkan konflik baik itu suku, ras dan agama, seperti yang terjadi di tanjung balai.

“Mari kita bersama-sama sebagai bangsa Indonesia, kita bersatu memahami satu sama lainnya, tidak hanya melalui kata-kata maupun minoritas dan mayoritas karena kita adalah Indonesia Satu, Mari menjaga kebhinekaan bersama-sama dan menjaga kedamaian untuk kesejahteraan hidup“, pungkas M. Ali.

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel